Konsep Psikologi Agama

KonsepPsikologi Agama_Ditinjau  dari  segi  istilah,  psikologi  agama  berasal  dari  dua  kata,  yaitu  psikologi  dan agama.  Psikologi  secara  umum  diartikan  sebagai  ilmu  yang  mempelajari  gejala  jiwa  yangnormal, dewasa dan beradab. Dengan demikian, sebagaimana teori yangdikontruksi oleh RobertH.  Thouless  (1992)  psikologi  merupakan  ilmu  yang  dipergunakan  untuk  mempelajari  tingkatlaku dan pengalaman manusia(Robert H. Thouless, 1992:13).

Banyak versi tentang pengertianpsikologi,  namun  secara  umum  dapat  disimpulkan  bahwa  psikologi  merupakan  ilmu  yangmempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yangberada di belakanya. Karena jiwa bersifat abstrak, maka untuk mempelajari kehidupan kejiwaanmanusia hanya mungkin dilihat dari gejala yang tampak, yaitu pada sikap dan tingkah laku yangditampilkannya.

Dalam  berbagai  hal,  kata  agama  semakna  denganreligidanal-din.  Sayang,  usahapencarian  definisisecara  terminologisyangdisepakati  olehsetiap  ilmuwan  tampaknya  tidakakan  pernah  terwujud.  Kenyataan  itu  disebabkan  bahwa;pertama,  agama  adalah  persoalanbatini,  subyektif  dan  juga  individualistik;Kedua,barangkali  tidak  ada  orang  yang  begitubersemangat  dan  emosional  daripada  ketika  membicarakan  agama.  Karena  itu  setiap  kalimembicarakan  definisi  agama  selalu  diwarnai  rasa  emosional  sehingga  sulit  memberikan  artikata  agama  itu;Ketiga,konsepsi  tentang  agama  selalu  akan  dipengaruhi  oleh  konseptor,  yaknitujuan orang yang memberikan pengertian agama itu(Maghfur Ahmad, 2005).

Namun  demikian,  secara  umum,agamapaling  tidak  memuataspek-aspek;pertama,aspek  asal  usul,  yaitu  dari  mana  agama  tersebut  muncul.  Dari  Tuhan  atau  dari  pemikiranmanusia.Kedua,  aspek tujuan, bahwa setiap agama pasti memiliki tujuan,  yaitu untuk memberituntunan  hidup  agar  bahagia  di  dunia  dan  akhirat.Ketiga,  aspek  ruang  lingkup,  yaitu,  adanyakekuatan   yang   ghaib,   adanya   respon   emosional   dan   adanya   sakralitas.Keempat,   aspekkontinuitas, yaitu disampaikan turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi.Kelima,aspek  sumber,  yaitu  kitab  suci  yang  dijadikan  sebagai  pegangan  hidupumat  beragama(AbudinNata, 2002; Harun Nasution, 1979).

Atas  dasar  itu,  Thouless  (1992)  berkesimpulan  bahwa  agama  berpusat  pada  Tuhan  ataudewa-dewa  sebagai  sutau  keyakinan  (tentang  dunia  lain).Dalam  konteks  psikologi  agama.Thouless  mendefiniskan  agama  sebagai  sikap  (cara  menyesuaikan  diri)  terhadap  dunia  yangmencakup acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas dari pada lingkungan dunia fisik yangterkait ruang dan waktu,the spatio-temporal physical world.

Thouless (1992) akhirnya memberi simpulan bahwa psikologi agama adalah cabang daripsikologi  yang  bertujuan  mengembangkan  pemahaman  terhadap  perilaku  keagamaan  denganmengaplikasikan  prinsip-prinsi  psikologi  yang  dipungut  dari  kajian  terhadap  perilaku  bukankeagamaan.  Sedang  menurut  Zakiah  Daradjat  (1996)  psikologi  agama  adalah  meneliti  danmenelaah  kehidupan  beragama  pada  seseorang  dan  mempelajari  seberapa  besar  pengaruhkeyakinan  agama  itu  dalam  sikap  dan  tingkah  laku  serta  keadaan  hidup  pada  umumnya,  dalamkonteks pertumbuhan dan perkembangan jiwa agamanya(Zakiah Daradjat, 1996).

Dengan   demikian   dapat   disimpulkan   bahwa   psikologi   agama   merupakan   cabangpsikologi   yang   meneliti   dan   mempelajari   tingkah   laku   manusia   dalam   hubungan   denganpengaruh    keyakinan    terhadap    agama    yang    dianutnya    serta    dalam    kaitannya    denganperkembangan usia seseorang.

Konsep Psikologi Agama

Konsep Psikologi Agama

KonsepPsikologi Agama_Ditinjau  dari  segi  istilah,  psikologi  agama  berasal  dari  dua  kata,  yaitu  psikologi  dan agama.  Psikologi  secara  umum  diartikan  sebagai  ilmu  yang  mempelajari  gejala  jiwa  yangnormal, dewasa dan beradab. Dengan demikian, sebagaimana teori yangdikontruksi oleh RobertH.  Thouless  (1992)  psikologi  merupakan  ilmu  yang  dipergunakan  untuk  mempelajari  tingkatlaku dan pengalaman manusia(Robert H. Thouless, 1992:13).

Banyak versi tentang pengertianpsikologi,  namun  secara  umum  dapat  disimpulkan  bahwa  psikologi  merupakan  ilmu  yangmempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yangberada di belakanya. Karena jiwa bersifat abstrak, maka untuk mempelajari kehidupan kejiwaanmanusia hanya mungkin dilihat dari gejala yang tampak, yaitu pada sikap dan tingkah laku yangditampilkannya.

Dalam  berbagai  hal,  kata  agama  semakna  denganreligidanal-din.  Sayang,  usahapencarian  definisisecara  terminologisyangdisepakati  olehsetiap  ilmuwan  tampaknya  tidakakan  pernah  terwujud.  Kenyataan  itu  disebabkan  bahwa;pertama,  agama  adalah  persoalanbatini,  subyektif  dan  juga  individualistik;Kedua,barangkali  tidak  ada  orang  yang  begitubersemangat  dan  emosional  daripada  ketika  membicarakan  agama.  Karena  itu  setiap  kalimembicarakan  definisi  agama  selalu  diwarnai  rasa  emosional  sehingga  sulit  memberikan  artikata  agama  itu;Ketiga,konsepsi  tentang  agama  selalu  akan  dipengaruhi  oleh  konseptor,  yaknitujuan orang yang memberikan pengertian agama itu(Maghfur Ahmad, 2005).

Namun  demikian,  secara  umum,agamapaling  tidak  memuataspek-aspek;pertama,aspek  asal  usul,  yaitu  dari  mana  agama  tersebut  muncul.  Dari  Tuhan  atau  dari  pemikiranmanusia.Kedua,  aspek tujuan, bahwa setiap agama pasti memiliki tujuan,  yaitu untuk memberituntunan  hidup  agar  bahagia  di  dunia  dan  akhirat.Ketiga,  aspek  ruang  lingkup,  yaitu,  adanyakekuatan   yang   ghaib,   adanya   respon   emosional   dan   adanya   sakralitas.Keempat,   aspekkontinuitas, yaitu disampaikan turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi.Kelima,aspek  sumber,  yaitu  kitab  suci  yang  dijadikan  sebagai  pegangan  hidupumat  beragama(AbudinNata, 2002; Harun Nasution, 1979).

Atas  dasar  itu,  Thouless  (1992)  berkesimpulan  bahwa  agama  berpusat  pada  Tuhan  ataudewa-dewa  sebagai  sutau  keyakinan  (tentang  dunia  lain).Dalam  konteks  psikologi  agama.Thouless  mendefiniskan  agama  sebagai  sikap  (cara  menyesuaikan  diri)  terhadap  dunia  yangmencakup acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas dari pada lingkungan dunia fisik yangterkait ruang dan waktu,the spatio-temporal physical world.

Thouless (1992) akhirnya memberi simpulan bahwa psikologi agama adalah cabang daripsikologi  yang  bertujuan  mengembangkan  pemahaman  terhadap  perilaku  keagamaan  denganmengaplikasikan  prinsip-prinsi  psikologi  yang  dipungut  dari  kajian  terhadap  perilaku  bukankeagamaan.  Sedang  menurut  Zakiah  Daradjat  (1996)  psikologi  agama  adalah  meneliti  danmenelaah  kehidupan  beragama  pada  seseorang  dan  mempelajari  seberapa  besar  pengaruhkeyakinan  agama  itu  dalam  sikap  dan  tingkah  laku  serta  keadaan  hidup  pada  umumnya,  dalamkonteks pertumbuhan dan perkembangan jiwa agamanya(Zakiah Daradjat, 1996).

Dengan   demikian   dapat   disimpulkan   bahwa   psikologi   agama   merupakan   cabangpsikologi   yang   meneliti   dan   mempelajari   tingkah   laku   manusia   dalam   hubungan   denganpengaruh    keyakinan    terhadap    agama    yang    dianutnya    serta    dalam    kaitannya    denganperkembangan usia seseorang.

No comments